Rabu, 06 Maret 2013

tuntunan haji kenapa sebelum akan haji, kita perlu manasik ?

tuntunan haji | tata cara haji | sekitar haji tuntunan haji
kenapa sebelum akan haji, kita perlu manasik ?
daftar haji umroh | assalamu ‘alaykum pak ustadz, ada sedikit pertanyaan sejauh mana urgensi pelajari manasik haji untuk calon jamaah haji ? mhn pencerahan dari pak ustadz, trims. jawab sebelum akan menjelaskan tentang manasik haji, mari kita ketahui terutama dulu asal kata haji. asal kata haji yakni menyengaja. di dalam kamus al-mu’jamul wasith kata haji datang dari katahajja yahujju hajjanatauhijjanyaitu menyengaja, hajjal baital haram : menyengaja pergi ke baitil haram untuk beribadah. haji yakni diantara rukun islam yang lima dan haji yakni menyengaja ke bailtillahil haram pada bulan-bulan haji ( asyhur ma’lumat ) untuk menunaikan mahasik haji dan ibadah. adapun kata manasik yakni bentuk jamak dari mansak yang bermakna langkah untuk melaksanakan ibadah. lalu manasik haji yakni bermacam rangkaian dan tata langkah ibadah haji. di dalam fiqih islam, ibadah haji yakni seorang muslim atau muslimah menyengaja untuk pergi ke kota makkah al-mukarramah untuk melaksanakan bermacam rangkaian manasik haji layaknya punya kemauan, gunakan pakaian ihram, thawaf dan sa’i lalu wuquf di padang arafah, mabit di muzdalifah dan melontar jumrah dan rangkaian manasik haji yang lain. mengerti rangkai dan tata langkah ibadah haji, maka kecil kemungkinan ibadah haji yang kita lakukan bisa rusak atau batal, sampai kita tidak butuh mengulanginya di di musim haji setelah itu. walau ada pembimbing haji, namun biasanya seorang pembimbing hanya berikanlah pemahaman global pada sebagian jamaah. oleh karena itu bagus sekali jika masing-masing jamaah haji memiliki bekal pengetahuan tentang haji tersebut ( tidak cuma bekal-bekal yang lain ), sedikitnya ikuti pembekalan manasik haji yang diadakan oleh grup tuntunan ibdah haji ( kbih ) atau tranvel haji/umrah area di mendaftar, sampai waktu melalui rangkaian manasik haji di tanah suci tidak terlalu memercayakan tuntunan orang lain. allahu a’lam. ustadz taufik hamim

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda